ringkasan khalifah abdullah al makmun
B. Arab
selmaseputry
Pertanyaan
ringkasan khalifah abdullah al makmun
1 Jawaban
-
1. Jawaban radityaalfarizi
Al-Makmun Abdullah Abu Al-Abbas bin Ar-Rasyid, dilahirkan pada tahun 170 H, tepat pada malam jum’at di pertengahan bulan Rabi’ul Awwal. Pada malam itu bersamaan dengan kematian Al-Hadi dan digantikan oleh ayahnya, Ar-Rasyid. Ibunya adalah mantan budak yang kemudian dikawini oleh ayahnya. Namanya Murajil, dia meninggal saat masih dalam keadaan nifas setelah melahirkan Al-Ma’mun, sejak kecil Al-Ma’mun telah belajar banyak ilmu. Dia menimba ilmu hadits dari ayahnya dari Hasyim, dari Ibad bin Al-Awam, dari Yusuf bin ‘Athiyyah, dari Abu Mu’awiyah adh-Dharir, dari Ismail bin ‘Aliyah, Hajjaj Al-A’war dan Ulama-ulama lain di zamannya.
Al-Yazidi adalah orang yang menggemblengnya. Dia sering kali mengumpulkan para fukaha dari berbagai penjuru negeri. Dia memiliki pengetahuan yang sangat luas dalam masalah fiqih, ilmu bahasa arab, dan Sejarah umat manusia. Saat dia menjelang dewasa, dia banyak bergelut dengan ilmu filsafat dan ilmu-ilmu yang pernah berkembang di yunani sehingga membuatnya menjadi seorang pakar dalam bidang ilmu ini. Ilmu filsafat yang dia pelajari telah menyeretnya kepada pendapat yang menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk.
Dia adalah tokoh Bani Abbasiyyah yang paling istimewa dalam kemauannya yang kuat, kesabaran, keluasan ilmu, kecemerlangan ide, kecerdikan, kewibawaan, keberanian dan ketolerannya. Dia memiliki kisah hidup panjang yang penuh dengan kebaikan-kebaikan. Sayangnya jejak kehidupannya yang demikian baik sedikit tercemari dengan peristiwa yang menggemparkan saat dia mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk.
Tidak seorang pun dari khalifah Bani Abbasiyyah yang lebih pintar darinya. Dia adalah seorang pembicara yang fasih dan singa podium yang lantang. Tentang kefasihannya dia berkata, “Juru bicara mu’awiyah adalah ‘Amr bin Ash, juru bicara Abdul Malik adalah Hajjaj, dan juru bicara saya adalah diri saya sendiri.” Disebutkan bahwa di dalam Bani Abbas itu ada Fatihah (pembuka), wastilah (penengah), dan Khatimah (penutup). Adapun pembukanya adalah As-Saffah, penengahnya adalah Al-Makmun dan penutupnya adalah Al-Mu’tadhid