Apa perbedaan elang Jawa dengan elang bondol
Biologi
ftslwn
Pertanyaan
Apa perbedaan elang Jawa dengan elang bondol
1 Jawaban
-
1. Jawaban ArumJulia09
Elang botak atau dikenal Bald Eagle menjadi simbol negara Amerika Serikat. Elang Jawa dijadikan sebagai simbol negara Indonesia. Keduanya merupakan jenis satwa endemik, serta dilindungi oleh undang-undang di negaranya. Mereka memiliki kesamaan sebagai burung pemangsa (bird of prey), sekaligus burung petarung (fighting eagle), bahkan cukup berani untuk menyerang jenis elang lainnya. Di antaranya banyak kesamaan, mereka berdua hanya berbeda nasib.
Ukuran Fisik
Elang Jawa memiliki ukuran fisik yang lebih kecil dibandingkan Elang Botak. Panjang tubuh Elang Jawa dari ujung paruh sampai ekor diketahui antara 60-70 cm. Elang Botak memiliki ukuran panjang dari 70-102 cm. Bentang sayap Elang botak bisa mencapai 2,3 meter, sedangkan Elang Jawa sekitar 1,8 meter. Berat tubuh Elang Jawa mencapai 3 kg (rata-rata ditemukan sekitar 2,5 kg), sedangkan Elang botak bisa mencapai 6,3 kg. Dari ukuran fisik, Elang botak nampak lebih unggul dibandingkan Elang Jawa. Tetapi pertarungan aves bukanlah seperti pertarungan primata ataupun pertarungan di dalam air.
Perilaku Pemangsa
Elang botak memiliki kemampuan terbang yang cukup menakjubkan. Kecepatan tertinggi ketika melakukan tukikan ke arah mangsanya bisa mencapai 120-160 km/jam. Kecepatan jelajahnya sendiri rata-rata mencapai 56-70 km/jam. Bentangan sayapnya yang luas membuatnya lebih mudah mengambang (terbang seperti helikopter) di udara untuk mengamati mangsanya dari udara. Elang botak diketahui memangsa buruannya di air dan di darat. Hewan buruan di air terdapat ikan Trout dan Salmon. Untuk hewan buruan di darat berupa kelinci, terwelu, kucing hutan, tikus air, berang-berang, dan anak rusa (Wikipedia, 2012).
Tidak banyak catatan mengenai kemampuan berburu Elang Jawa. Satwa pemangsa ini pandai menyembunyikan diri di antara dahan pepohonan, sehingga butuh waktu dan kesabaran tinggi untuk mengamati perilakunya. Elang Jawa tidak hanya piawai memangsa dari udara, melainkan piawai pula memangsa di antara pepohonan di dalam hutan. Itu sebabnya, hutan merupakan rumah dan sekaligus tempat berburunya. Tubuhnya yang relatif lebih ramping memungkinkan Elang Jawa dengan lincah melewati celah-celah di antara dahan/ranting, termasuk ketika menangkap mangsanya yang sedang menyelamatkan diri. Mirip dengan saudara dekatnya, yaitu Elang brontok (Spizaelus cirrhatus), Elang Jawa tidak takut jika harus berhadapan dengan manusia ketika berburu. Elang Jawa memangsa seluruh mamalia kecil dan binatang pengerat di dalam hutan. Terkadang memangsa pula tupai, bajing, kelelawar buah, bunglon, luwak, anak monyet, burung, dan reptil.
Dilihat dari perilaku memangsa, teritori Elang Jawa hanya berada di kawasan daratan, terutama di wilayah hutan. Elang botak memiliki teritori yang luas, tetapi lebih menyukai untuk tidak membuat sarang yang jauh dari wilayah perairan, terutama sungai. Lain ceritanya dengan Elang Jawa yang lebih sering membuat sarangnya di hutan, tetapi lebih sering dijumpai di hutan yang tidak jauh dari pemukiman manusia. Keduanya diketahui pula membuat sarang yang sulit untuk dijangkau, bahkan sulit pula untuk ditemukan. Elang Jawa maupun Elang botak, keduanya memiliki perilaku penguasaan atas teritori atau perilaku pemangsa teritorial. Keduanya akan menandai wilayah teritorialnya. Mereka akan bertarung dengan lawannya, termasuk jenis elang lain yang masuk dan mencoba untuk mengintervensi teritorinya.